Thursday, October 14, 2010

Izinkan Waktu mengantarmu

"Bukan hak wanita untuk mengutarakan perasaan hatinya (nembak.red) pada lawan jenisnya terlebih dahulu!" ucapan itu yang dilontarkan seorang teman kepadaku. Pada awalnya aku sama sekali tak setuju, mengapa harus ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan untuk mengutarakan perasaan hatinya pada seseorang. Bukankah itu terlalu tidak adil, toh perempuan juga mempunyai hak yang sama untuk itu. Aku dengan penuh emosi (hal yg kurasa setiap kali berdebat mengenai gender).

Perdebatan itu berlangsung cukup lama.. semua argumen dan sangkalan datang tak ada ujung. kamipun akhirnya debat kusir.. saling memegang pendapat masing-masing. Sampai akhirnya iapun berkata,
"Anggaplah aku kolot, tapi bagiku sendiri perempuan yang pertama kali mengutarakan perasaan hatinya padaku, membuatku berfikir dan menyayangkan perempuan itu. Bukan aku tidak senang, tapi karena aku berfikir, bukankah sebaiknya perempuan cukup menjelaskan rasa sukanya itu dengan tindakan-tindakan saja, seperti dia menanggapi maksud hati seorang lelaki untuk dekat dengannya. Tidak mesti seAgresif itu." kini nadanya sudah mulai merendah dari sebelumnya.

Aku terdiam... sebenarnya aku setuju dengan pendapatnya,,, bagaimanapun, sebagai wanita aku juga tidak akan sanggup untuk mengutarakan perasaanku pada lawan jenisku terlebih dahulu. Aku tidak akan berani untuk bersikap agresif.. tapi pendapatku mengatakan kalau siapapun yang terlebih dahulu mengutarakannya tidak salah dan sah-sah saja.

Aku hanya berfikir.. bagaimana kalau lelaki yang ku sukai tidak kunjung memberi kepastian akan sebuah hubungan?? apakah aku harus terus menunggu, hanya menunjukkan sikap bahwa aku juga menyukai dia?? tidak semua lelaki mempunyai keberanian yang sama untuk mengutarakan maksud hatinya... (itu menurutku)

Aku hanya berfikir lalu mengambil kesimpulan... BIARKANLAH DAN IZINKANLAH SANG WAKTU yang MENGANTARKANMU PADAKU...

(uhuuuiii.. sekedar sharing ya sob,,,)

DILEMA menyerangKU

sudah lama rasanya tidak lagi menulis di blogku ini... hemm, rindu juga,ingin bercerita panjang di sini,, tapi sanking banyaknya cerita yang tak sempat ku curahkan di sini, membuatku bingung untuk memulai cerita dai mana...

Baiklah, aku hanya ingin sekedar berbagi curahan hatiku akhir2 ini...
DILEMA, itu tema yg cocok untuk menggambarkan bagaimana suasana hatiku saat ini. Bagaimana tidak, akhirnya aku "harus" meninggalkan pekerjaan yang sudah setahun ini aku geluti. Alasannya, permintaan Bunda di kota asalku. Bunda yg kini hanya tinggal sendiri, memintaku untuk mencari pekerjaan di kampung halamanku. Bagaimana aku bisa menolak permintaan dari wanita yang sangat aku sayangi itu... Rasanya tak tega juga untuk membiarkan Bunda tinggal seorang diri, bagaimana jika beliau sakit atau ada hal2 lainnya. Aku benar-benar tidak dapat membayangkan jika Bunda harus sendirian mengurus dirinya dan rumah kami.

Akhirnya ku puruskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaanku sekarang ini. Dengan harapan akan mendapatkan rezeki yang InsyaAllah lebih bagus di kampung halaman nanti. Tapiiii, akhir2 ini aku menjadi semakain takut, bagaimana kalau aku tidak dapat menyesuaikan diri dengan iklim kerja di kampung halamanku. Aku yang terbiasa bekerja seperti "kuli" tak akan betah kalau harus bekerja di belakang meja, apalagi harus menjual titel 'sok idealis" ku untuk sebuah jabatan... haaaahhh, aku semakin bingung... rasanya terlalu sok untuk memilih2 pekerjaan yang akan ku masukkan lamaran, sedang orang tua meminta untuk aku mengikuti tes pegawai negeri atau perusahaan apapunlah yang sedang membuka lowongan.. aku benar2 tak bisa berfikir... untuk memilih rasanya tidak mungkin di zaman sekarang yang serba sulit mendapatkan pekerjaan, sedangkan aku ingin tetap mempertahankan prinsip kerjaku (seperti kerjaan sebelumnya)...

DILEMA.. itu yang sedang menimpaku... ayyyooolllaaahhh, apakah aku harus berkompromi dengan desakan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang serba mahal ini?? Bagaimana aku harus meyakinkan diriku sendiri kalau ini sebuah pengecualian??? sepertinya tidak akan bisa bertahan lama...

DILEMA... DILEMA... DILEMA.... huuufffttt