Saturday, December 8, 2007

>>> TUHANKU <<<

Kadang aku sering bertanya di dalam gelap malam-malamku,
mengapa aku ada di sini?
darimanakah asalku?

Kadang aku pun sering bertanya di dalam asaku yang kadang hilang,
di manakah tuhanku... dimana aku selalu merindukannya

Tuhanku....
Aku selalu ingin didekatmu
aku ingin selalu di dalam lindunganMu..
Yaaa.. Rabbi....

^ Cahaya Keindahan ^




Selama 3 bulan terakhir ini aku seperti telah kehilangan siapa diriku, aku seolah menjadi 'sosok' asing yang aku sendiri pun tidak mengenalinya. Aku 'bak' kayu yang rapuh akibat terjangan angin dan hujan dalam hari-hariku. Aku tak mampu berlari mencari kemana perginya diriku dulu...
3 Bulan sudah aku menjalani semua rutinitas dengan perasaan galau dan tak tentu arah. Kadang aku merasa gundah, sedih, hingga ingin secepatnya 'pergi' dari dunia ini. Aku menjadi manusia yang berputus asa, sebuah raga yang tlah mati jiwa. Yah, aku telah menjadi pecundang sejati... kalah pada keadaan, tak mampu bertahan menghadapi rintangan...
3 bulan sudah aku merasa jenuh dengan hidupku... aku telah lelah... sampai-lah aku pada titik "klimaks" dimana ragaku tak mampu bertahan, jiwaku goyah, dan otakku pun mulai gila... yah aku gila...
Dan dalam 'kegilaan' ku, datanglah sebuah CAHAYA yang membuat aku tersadar dari kelemahan itu. DIA hadir saat aku merasa lemah dan tak berdaya melawan nestapa. DIA hadir memberikan sinarnya, menyinari hatiku yang dirundung kegelapan...

Aku tersadar... mengapa selama ini aku tak menyadari bahwa kegalauan ini adalah kerena-Nya?
Mengapa selama ini aku tak menyadari bahwa kesedihan ini adalah karena kerinduanku pada Nya?

Aku sadar semua ini adalah karena aku memang tidak menyadarinya. Selama ini aku hanya meminta, mengeluh, dan bersedih pada-Nya. Selama ini aku tak menjadikannya sebagai yang TERKASIH, TERSAYANG, TERCINTA... Selama ini aku hanya menganggap DIA hanya sebagai tempat mengadu semua beban yang aku rasa, bukan sebagai SAHABAT yang selalu setia mendengarkan dan menemaniku setiap detik, menit, jam, hari, bulan. Dia tak pernah sedetik pun meninggalkan aku.
Aku tersadar, ketika cahaya itu datang di jiwaku... menghapus semua kedukaan itu... melepaskan semua kepenatan itu... dan kini aku bisa tersenyum bahagia...
Aku telah salah selama ini... TAK seharusnya CINTA ini aku berikan kepada siapapun atau apapun selain DIA... TAK sepantasnya SAYANG ini kupersembahkan bagi siapapun atau apapun selain DIA.. dan TAK semestinya KASIH HATI ini kubagi pada siapapun atau apapun selain DIA...
Itu tak lain adalah karena DIA-lah yang MAHA ABADI... semua yang kukira pantas ku CINTA akan PERGI dan MUSNAH oleh waktu, DIA-lah yang MAHA SEJATI... karena semua yang ku SAYANGI akan berlalu meninggalkanku, dan DIA-lah CAHAYA KEINDAHAN itu...
Pemilik hati ini, pemilih raga ini, dan pemilik jiwa ini...
Ya... aku baru sadar... DIA-lah Rabbi-Ku...Allah swt, Al Rohmaan, Al Rohim, Al Samii', Al Waduud...
Kini keyakinanKu t'lah pasti, CINTA, SAYANG, KASIH dan RINDU ini adalah milik dan untuk-Nya semata. Karena aku adalah MILIK-Nya.
Yaa Nuur...

-Subbahannallah...-

...SKETSA KEMATIAN...

Entah berapa banyak waktu lagi yang ku punya...
Yang ku tahu, sekarang ini aku hanya sedang berkejaran dengan waktu
yang semakin cepat meninggalkanKu...

Entah bisa atau tidak aku meyakinkan diriku,
Bahwa PASTI akan ada setitik NUR yang akan menuntunku Ke SURGA sana...
Ketiadaan ku, mungkin memang akan lebih baik...
baik bagi ku... atau pun untuk 'kelahiranku'

Entah seperti apa nanti di sana, yang aku tahu hanya akan ada 2 pilihan yang menantiku...
yaitu...
SURGA...
atau pun NERAKA....

Malamku tak Lagi Tenang

Malam ku tak lagi tenang...
tidurku pun tak lagi nyenyak...
aku seakan 'tak kuasa' tuk dapat memejamkan mata ini, barang sedetik saja...

Jantungku segera berdegup kencang,
seolah kan ada sebuah petanda...
akan kehadiran 'seseorang'

Namun akhirnya
aku dapat memejamkan mata ini
yakin, bahwa semua kan baik-baik saja...

Tapi... 'gelap' itu membuat dadaku sesak, tak dapat bernafas...
Memaksa ku tuk terjaga lagi, sampai fajar esok hari.

(catatan malam-malamKu. Bandung, 1 April'07)

LIRIH

Angin malam ini membawakan sebait syair alam padaku
Syair yang memisahkan kata, mengartikan makna'tuk sebuah jawaban keraguan...
melayang mendahului keinginan merajut lembaran mimpi untuk jiwa sepi

Syair itu tertiup...
menyanyikan bait demi baitsyair kekosongan,syair pengharapan yang tlah usangmenghayat sisi relung rongga jiwaku

Mungkin aku tak seindah syair yang selalu menggembirakan...
Mungkin aku syair lirih itu
Syair yang tak pantas untuk memilih,

Namun angin membawaku satu keyakinan,
bahwa hidup memanglah sebuah "pilihan"

- Bandung, Pagi dini hari -
... U/ seorang Pemimpi ...

CINTA itu adalah KEBAHAGIAAN





T'lah ku rasakan jiwa ini menjadi mati
tak punya rasa... juga tak punya asa
T'lah ku rasakan raga ini kaku
tak punya daya... pun tak punya kuasa

Yah, ketika KAU ambil semua kebahagiaan itu dari hatiku
Ketika KAU renggut CINTA itu dari kalbuku
aku benar-benar tak punya tenaga untuk berdiri
dan berjalan congkak menyusuri hari-hariku

Seolah semua menjadi sebuah jalan tanpa pelita
seolah semua inderaku pun menjadi buta
dan aku hanya bisa diam, terpaku dan membisu

Tuhan...
aku sadar.. CINTA itu adalah kebahagiaan untukku
aku tahu... hati ini BAHAGIA ketika mendapatkan CINTA itu

Namun, betapa hinanya diri ini...
ketika ku tak sadar untuk siapa sesungguhnya semua rasa itu,
Sungguh murkaMu pantas untukku,
ketika dengan sengaja ku khianati ketulusanMu pada Mahluk ciptaanMu
yang sebenarnya tak pantas ku CINTAI selain padaMu

Walau begitu, kau tak pernah meninggalkanku
Kau tetap memberikan pelitaMu dan kasih sayangMu, walau aku telah berpaling ketika bahagia
Kau tak pernah jauh dariku, walaupun hati ini jelas-jelas telah menduakanMu

Sungguh Ya Rabb.. aku bukanlah hambaMu yang pantas mengharap kasih sayangMu...
Sungguh Ya Rabb.. aku hanyalah dzatMu yang pantas mendapatkan Mu

Namun, aku benar-benar tak sanggup jika harus menjadi Ummat yang kau murkai...
Hamba pun tak kan mampu menjadi UmmatMu yang kuffur atas nikmat yang selalu kau beri...

Jangan Ya Allah... Jangan biarkan hati ini mati ketika masih berpaling dariMu
Jangan biarkan jiwa ini kembali padaMu dalam keadaan nista karena menduakanMu
Izinkanlah hamba memohon ampun atas dosa hamba ini, hingga ketika akan menghadapMu hati dan jiwa ini t'lah suci dan ikhlas hanya untukMu..

-Amiiiinnnn...-

KITA takkan Pernah TAHU




Hari itu, aku mendapatkan sebuah pelajaran yang sangat berarti bagi hidupku...
Pagi-pagi sekali aku sudah melangkahkan kaki menuju kampus, hari ini aku terlambat bangun. Kuliah yang sebenarnya masuk jam 9.50, dan aku baru bangun jam segitu...(parah!!)
Dan ketika aku menapaki kaki di kampus, aku mendapati kabar bahwa seorang temanku (yang sebenarnya ku anggap musuhku) mengalami kecelakaan yang membuatnya terluka parah, tak tanggung-tanggung, dua kakinya patah sekaligus,,,,ufff, benar-benar riskan!! Orang yang selama ini ku kenal amat SOMBONG, PeDe dengan segala talenta yang dimilikinya(sampai-sampai tak perduli dengan orang lain), kini terbayang di benakku menjadi seseorang yang tak berarti (setidaknya untuk saat ini), menjadi seseorang yang lemah, tak berdaya, tak dapat menunjukkan keEgoannya, keSombongannya... yah aku berfikir, tak ada lagi guna hidup ketika menjadi seperti itu.
Akhhhh, kembali pikiran jahatku muncul,"Itu sudah pantas ia dapatkan, atas semua keegoannya" kalimat itu terlintas begitu saja. Ya ampun...Dan aku sadar dengan pikiranku itu,segera ku panjatkan ampun pada tuhan atas kekhilafanku itu. Tak sepantasnya aku berfikir seperti itu, bukannya mendoakan orang yang sedang terkena musibah, malah aku mengumpatnya. Benar-benar jahat hati ini...yah itu lah manusia, ketika dia merasa orang lain pantas mendapatkan ganjaran atas apa yang dilakukannya.
Itulah manusia, hanya pandai mengumpat, menilai keburukan orang lain, tanpa perduli bahwa sebenarnya ada pelajaran yang bisa diambil dari kejadian yang menimpa orang lain. Yah...itulah manusia dengan semua kebusukan hatinya, dan itulah aku...aku juga manusia, yang kadang khilaf mengumpat petaka orang lain...
Saat itu juga aku sadar, bahwa MANUSIA tak kan pernah tau apa yang kan terjadi padanya. Sekarang kita memang bisa membusungkan dada, SOMBONG akan kelebihan yang Allah berikan, meninggikan kepala tanpa mau melihat orang lain di sekitar kita, dan semua keburukan lainnya yang selalu kita tampakkan pada orang lain. Namun lusa, besok, bahkan detik ini juga Allah dapat mengambil semua itu.
Kita takkan pernah tau, petaka apa yang Allah berikan untuk menegur kesombongan kita itu, menyadarkan akan semua kebusukan hati kita.
Dan aku sadar...Aku adalah manusia, makhluk yang lemah, bukan apa-apa dibandingkan DIA.
Dan sekali lagi aku sadar, bahwa KITA TAKKAN PERNAH TAU...

Kini aku harus menghapus rasa permusuhanku, Dia juga temanku, dan aku harus mendoakan kesembuhannya. Aku harus bisa melupakan semua yang pernah terjadi. "Tuhan, tolong berikan kesembuhan baginya,"